Aksi Besar-besaran Driver Ojol: Protes Ketenagakerjaan, Matikan Aplikasi & Turun ke Jalan

EconoIdea Indonesia – , Jakarta – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mengumumkan aksi unjuk rasa besar-besaran yang akan diikuti oleh para pekerja dan komunitas pengemudi ojek online (ojol), taksi online, dan kurir pada Selasa, 20 Mei 2025. Selain demonstrasi di berbagai daerah, SPAI juga menyerukan aksi off bid massal, atau penghentian sementara layanan aplikasi pada hari tersebut.

“Aksi off bid massal se-Indonesia ini merupakan bentuk protes atas kondisi kerja yang tidak layak dan eksploitatif yang terus dialami para pengemudi ojol,” ujar Ketua SPAI, Lily Pujiati, dalam siaran pers pada Kamis, 15 Mei 2025.

Lily menjelaskan kondisi kerja pengemudi ojol saat ini sangat memprihatinkan, termasuk potongan platform yang mencapai 70 persen. Ia mencontohkan, pengemudi hanya menerima upah Rp 5.200 dari setiap pengiriman makanan, sementara pelanggan membayar Rp 18.000 kepada platform. “Hal ini menunjukkan platform meraih keuntungan besar dengan mengeksploitasi kerja keras pengemudi ojol,” tegasnya.

Oleh karena itu, SPAI mendukung tuntutan pengurangan potongan menjadi 10 persen atau bahkan penghapusan total. Selain itu, SPAI juga mendesak platform untuk memberikan transparansi dan keadilan dalam pembagian penghasilan dari layanan penumpang, barang, dan makanan. “Kami juga menuntut penghapusan skema atau program diskriminatif yang memberikan prioritas orderan kepada sebagian pengemudi ojol yang tergabung dalam skema tersebut, sehingga tercipta kesetaraan hak bagi semua pengemudi,” lanjut Lily.

Lily mencontohkan beberapa skema prioritas yang diskriminatif, seperti GrabBike Hemat; skema slot dan aceng (argo goceng) di Gojek; skema hub di ShopeeFood; serta skema prioritas di Maxim, Lalamove, InDrive, Deliveree, Borzo, dan lainnya. SPAI mendesak Kementerian Ketenagakerjaan untuk segera menerbitkan payung hukum bagi pengemudi ojol agar perusahaan platform tidak lagi seenaknya memperlakukan para pengemudi.

Categories: