Jakarta, IDN Times – Tesla, produsen kendaraan listrik Amerika Serikat, telah merevisi anggaran dasarnya untuk membatasi hak gugat pemegang saham. Aturan baru ini melarang pemegang saham dengan kepemilikan di bawah 3% mengajukan gugatan derivatif terhadap dewan direksi atau pejabat perusahaan. Kebijakan ini berlaku efektif setelah pengumuman resmi pada Jumat (16/5/2025).
Pengumuman perubahan ini disampaikan melalui dokumen resmi kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Tesla memanfaatkan undang-undang baru di Texas—kantor pusatnya sejak 2024—yang mengizinkan perusahaan menetapkan ambang batas kepemilikan saham untuk mengajukan gugatan. Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk mengurangi tekanan hukum dari pemegang saham minoritas.
Kebijakan ini menuai kritik dari investor dan pakar hukum korporasi. Banyak yang mempertanyakan dampaknya terhadap akuntabilitas manajemen Tesla, mengingat perusahaan tersebut telah lama berada di bawah sorotan publik karena berbagai keputusan kontroversial CEO Elon Musk.
1. Latar belakang kebijakan baru
Aturan baru Tesla membatasi gugatan derivatif bagi pemegang saham dengan kepemilikan kurang dari 3% saham. Gugatan derivatif merupakan tindakan hukum yang dilakukan atas nama perusahaan terhadap pejabat yang diduga melanggar kewajiban fidusia. Penerapan aturan ini berlangsung segera setelah undang-undang terkait disahkan di Texas.
“Dengan ambang batas ini, hanya pemegang saham yang memiliki pengaruh signifikan yang dapat mewakili perusahaan di pengadilan,” kata juru bicara Tesla, seperti dikutip Economic Times.
Juru bicara tersebut menegaskan bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mencegah gugatan spekulatif yang memberatkan perusahaan secara hukum dan finansial.
Keputusan Tesla ini merupakan langkah cepat memanfaatkan celah hukum setelah meninggalkan Delaware, negara bagian yang dikenal dengan perlindungan kuat terhadap hak pemegang saham. Perubahan ini menandakan pergeseran pendekatan hukum Tesla dalam menghadapi tantangan tata kelola dan sengketa internal.
Tesla Bantah Isu Penggantian Elon Musk sebagai CEO
Tesla Bantah Isu Penggantian Elon Musk sebagai CEO
2. Dampak pada pemegang saham kecil
Aturan ini secara efektif menghalangi pemegang saham ritel untuk menggugat dewan direksi melalui jalur hukum. Mengingat valuasi Tesla mencapai 1,1 triliun dolar AS (Rp18,1 kuadriliun), ambang batas 3% berarti seseorang harus memiliki saham senilai sekitar 33 miliar dolar AS (Rp544,3 triliun)—jumlah yang hanya terjangkau oleh investor institusional atau Elon Musk sendiri.
“Ini merupakan kemunduran besar bagi akuntabilitas perusahaan,” ujar Charles Elson, pakar tata kelola dari Universitas Delaware, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times.
Ia berpendapat, langkah ini dapat membuat dewan direksi semakin kebal terhadap kritik internal. Namun, pendukung kebijakan ini menganggapnya sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi hukum.
Dalam pengajuannya ke SEC, Tesla menyatakan bahwa gugatan derivatif sering kali disalahgunakan, bukan untuk kepentingan perusahaan, melainkan sebagai alat negosiasi pribadi atau tekanan hukum dari pihak luar.
3. Konteks hukum dan tren korporasi
Kepindahan Tesla dari Delaware ke Texas memberikan perusahaan lebih banyak fleksibilitas dalam mengatur tata kelola hukum internal. Salah satu keuntungannya adalah penerapan undang-undang baru Texas yang memungkinkan pembatasan hak gugat pemegang saham. Tesla langsung mengadopsi ketentuan ini dalam rapat internal pada Kamis (15/5).
“Texas kini menjadi surga bagi perusahaan besar yang ingin menghindari litigasi yang agresif,” kata Brian Babcock, pengacara korporasi, seperti dikutip dari Business Insider.
Babcock menyebut langkah Tesla sebagai contoh nyata strategi korporasi yang memprioritaskan perlindungan hukum bagi dewan direksi.
Selain itu, Tesla juga menambahkan klausul yang mewajibkan pengabaian sidang juri untuk klaim internal, memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi gugatan. Hal ini terungkap dari unggahan @USCorpFilings di X pada Sabtu (17/5) yang merinci revisi anggaran dasar Tesla.
Tesla Mulai Produksi Truk Listrik di Nevada Akhir 2025
Tesla Mulai Produksi Truk Listrik di Nevada Akhir 2025