Saham Blue Chip Bagi Dividen Mei 2025: Mana yang Layak Dibeli?

 

Sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera memasuki periode cum date untuk pembayaran dividen, termasuk beberapa saham blue chip. Pertanyaan utamanya: saham mana yang paling menarik untuk dibeli?

Pembagian dividen ini, dengan jadwal cum date hingga 20 Mei 2025, telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) masing-masing perusahaan. Beberapa di antaranya merupakan saham blue chip, atau saham lapis satu dengan rekam jejak kuat di bursa.

Saham blue chip umumnya berasal dari perusahaan dengan fundamental keuangan yang solid dan kapitalisasi pasar besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di BEI, saham-saham ini seringkali menjadi bagian dari indeks utama seperti LQ45.

Beberapa anggota LQ45 yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat antara lain PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan Astra International Tbk (ASII).

JSMR akan membagikan dividen sebesar Rp 1,13 triliun atau Rp 156,22 per saham. ASII mengumumkan dividen final senilai Rp 12,46 triliun, setara dengan Rp 308 per saham.

Tanggal cum date untuk JSMR adalah Senin, 19 Mei 2025, sedangkan ASII pada Selasa, 20 Mei 2025.

Emiten lain yang akan membagikan dividen termasuk PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) dengan dividen Rp 1,12 miliar atau Rp 1,05 per saham.

PT Lautan Luas Tbk (LTLS) menyiapkan dividen Rp 65,9 miliar (Rp 45 per saham), dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) akan membagikan dividen Rp 1,52 miliar atau Rp 0,46694 per saham. Ketiga emiten ini memiliki cum date pada Senin, 19 Mei 2025.

PT Palma Serasih Tbk (PSGO) juga akan mendistribusikan dividen sebesar Rp 150,8 miliar atau Rp 8 per saham, dengan cum date pada Selasa, 20 Mei 2025.

Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, menilai ASII, INDY, dan JSMR layak dikoleksi karena prospek bisnis jangka panjang yang kuat.

“Terutama ASII, dengan dividend yield sekitar 6%,” ujar Indy kepada Kontan, Selasa (13/5).

Meskipun dividend yield INDY dan JSMR relatif lebih rendah (sekitar 1% dan 4%), kedua perusahaan ini tetap memiliki potensi perbaikan fundamental.

William Hartanto, Praktisi Pasar Modal dan Founder WH-Project, merekomendasikan JSMR, ASII, dan JATI. JATI, menurutnya, masih sangat diminati pasar, sehingga daya beli yang kuat dapat mengurangi risiko dividend trap.

“ASII dan JSMR dikenal stabil, sehingga investor tak perlu khawatir dengan potensi penurunan tajam,” tambah William kepada Kontan, Selasa (13/5).

Fath Aliansyah, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, memilih ASII karena dividend yield yang menarik dan prospek kinerja yang stabil.

Namun, Fath mengingatkan kemungkinan penurunan harga saham setelah ex date.

“Bagi investor jangka panjang, penurunan harga bisa menjadi peluang reinvesting dividen,” jelas Fath kepada Kontan, Selasa (13/5).

Ekky Topan dari Infovesta Kapital Advisori merekomendasikan JSMR, melihat prospek jangka panjangnya sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia, didukung ekspansi infrastruktur dan peningkatan mobilitas.

“JSMR juga melakukan diversifikasi, seperti pengelolaan rest area dan properti, yang menambah sumber pendapatan,” papar Ekky kepada Kontan, Selasa (13/5).

Waspadai Dividen Trap

Pembagian dividen memang menawarkan potensi keuntungan, namun risiko dividend trap perlu diwaspadai. Kondisi ini terjadi ketika harga saham anjlok setelah ex date.

Indy menyarankan analisis fundamental historis, dividend yield historis, dan cum date untuk menentukan waktu pembelian sebelum cum date dan akumulasi saham setelahnya, terutama untuk emiten dengan fundamental kuat.

“Potensi pertumbuhan harga saham pun lebih besar,” tambah Indy.

Ekky menjelaskan dividend trap terjadi ketika investor membeli saham menjelang cum date hanya untuk dividen, tetapi harga saham turun lebih dalam dari nilai dividen setelah ex date, sehingga mengakibatkan kerugian.

Untuk menghindari hal ini, perhatikan posisi harga saham. Jika masih di area support atau relatif rendah, dan dividen cukup besar, risiko dividend trap berkurang.

Sebaliknya, jika harga sudah tinggi sejak pengumuman dividen, koreksi setelah ex date mungkin lebih tajam karena dividen sudah priced in.

“Fundamental perusahaan juga penting. Jika prospek bisnis solid dan menunjukkan pertumbuhan, koreksi setelah ex date biasanya terbatas dan cepat pulih,” tambah Ekky.

Ekky memprediksi penguatan JSMR menuju Rp 4.800–Rp 4.900, bahkan hingga Rp 5.500–Rp 6.000 jika momentum berlanjut.

Indy merekomendasikan buy ASII (target jangka panjang Rp 5.500), INDY (Rp 1.760), dan JSMR (Rp 4.500).

William merekomendasikan buy ASII (Rp 5.025-Rp 5.100), JSMR (Rp 4.200), dan JATI (Rp 200).


Categories: