Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memuji Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan terdepan dalam adopsi sistem pembayaran digital dan pengendalian inflasi. DIY dinilai sebagai salah satu provinsi tercepat dalam menerapkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Provinsi DIY merupakan salah satu pionir dalam digitalisasi QRIS, termasuk yang tercepat implementasinya,” ungkap Perry dalam acara pelantikan Kepala Kantor Perwakilan BI DIY di Kantor BI DIY, Jumat (16/5).
Perry menjelaskan, berkat QRIS dan BI-FAST, pelaku usaha di DIY menerima pembayaran instan tanpa penundaan dua hari, bahkan transaksi di bawah Rp250.000 bebas biaya.
“Banyak daerah, bahkan pedagang kaki lima seperti pengamen atau penjual mie godok, sudah menggunakan QRIS. Mereka lebih memilih pembayaran digital daripada uang tunai. Penerimaan QRIS sangat pesat, dan DIY menjadi contoh nyata keberhasilannya,” tuturnya.
Selain digitalisasi, Perry juga mengapresiasi keberhasilan DIY dalam mengendalikan inflasi, khususnya inflasi pangan. Pemerintah Daerah DIY dinilai aktif mendukung stabilisasi harga, terutama komoditas pokok.
“DIY merupakan pelopor dalam pengendalian inflasi. Sejak awal, Ngarsa Dalem (Gubernur DIY) mendukung upaya kami dalam mengendalikan harga, terutama pangan. Beliau memahami pentingnya stabilitas harga untuk kesejahteraan rakyat,” jelas Perry.
Ia menegaskan bahwa pengendalian inflasi pangan merupakan arahan utama Pemerintah Daerah DIY untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya.
Kepada Kepala BI DIY yang baru dilantik, Perry memberikan tiga arahan utama: pengendalian inflasi, penguatan ekonomi rakyat, dan percepatan digitalisasi.
“Tiga instruksi utama saya sangat jelas. Pertama, kendalikan inflasi, khususnya inflasi pangan di DIY, demi kesejahteraan rakyat. Kedua, fokus pada peningkatan ekonomi rakyat. DIY memiliki potensi besar dalam sektor UMKM yang perlu terus dikembangkan,” paparnya.
“Ketiga, percepatan digitalisasi. Sekali lagi, DIY terdepan dalam adopsi QRIS, dan perlu terus ditingkatkan,” pungkas Perry.