PT Vale Indonesia: Tenaga Air, Pilar Utama Komitmen Keberlanjutan

PT Vale Indonesia, perusahaan pertambangan terkemuka, melampaui produksi mineral semata. Komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan menjadi landasan operasionalnya, ditandai dengan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga air (hydro power). Dengan semangat “Menambang Kebaikan”, PT Vale Indonesia menjadikan PLTA sebagai pilar utama dalam membangun masa depan bersih dan mencapai target net zero emission pada 2050.

Berikut tiga poin penting yang menggarisbawahi komitmen hijau PT Vale Indonesia melalui pemanfaatan hydro power:

1. Pemanfaatan hydro power untuk menekan emisi karbon

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) secara aktif mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission di Indonesia. Salah satu strateginya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sejalan dengan target Net Zero tahun 2050. Perjalanan PT Vale Indonesia dalam Energi Baru Terbarukan (EBT) dimulai sejak 1978 dengan pembangunan PLTA pertama, disusul PLTA kedua dan ketiga pada 1999 dan 2011.

Ketiga PLTA ini menghasilkan listrik berkapasitas total 365 megawatt, sepenuhnya memasok energi untuk peleburan nikel. PLTA ini berhasil mengurangi emisi sekitar 2 juta ton CO2 ekuivalen per tahun. Langkah ini selaras dengan target PT Vale Indonesia untuk mengurangi emisi hingga sepertiga pada 2030 dan mencapai net zero emission pada 2050, sesuai Perjanjian Paris.

PT Vale: Di Mana Tambang Menjadi Rumah Kedua

PT Vale: Di Mana Tambang Menjadi Rumah Kedua

2. Investasi dan modernisasi infrastruktur hydro power

Sejak 1978, PT Vale Indonesia telah membangun dan mengembangkan PLTA sebagai sumber energi utama. Sebagai salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk. mengandalkan energi terbarukan dari tenaga air untuk operasional pabrik pengolahan nikel. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi berkelanjutan, ANDRITZ Hydro berkolaborasi dengan PT Vale Indonesia Tbk. sejak 1993 hingga 1997 dalam rehabilitasi peralatan dan modernisasi.

Selanjutnya, antara tahun 2000 hingga 2003, ANDRITZ juga memasok generator baru untuk PLTA Larona, meningkatkan kapasitas unit dari 73 MVA menjadi 85 MVA. Sukses proyek Larona mendorong PT Vale Indonesia untuk mempercayakan proyek perluasan Balambano kepada ANDRITZ Hydro guna meningkatkan produksi nikel. PLTA Balambano, di hilir Sungai Larona, memiliki kapasitas terbarukan 2 x 70 MW, dilengkapi ANDRITZ Hydro dengan turbin, generator, dan sistem pendukungnya. Keberhasilan Balambano mengarah pada kolaborasi selanjutnya di PLTA Karebbe. ANDRITZ Hydro terus mendukung PT Vale Indonesia melalui modernisasi dan pemeliharaan aset tenaga air elektromekanis.

3. Komitmen terhadap energi bersih dan proyek berkelanjutan

PT Vale Indonesia tidak hanya mengoperasikan PLTA yang ada, tetapi juga aktif mengembangkan proyek baru yang mendukung transisi energi bersih. Salah satunya adalah proyek Pomalaa HPAL, yang menggunakan teknologi pengolahan nikel rendah karbon tanpa bergantung pada pembangkit listrik batu bara. Kolaborasi dengan Zhejiang Huayou Cobalt menegaskan komitmen PT Vale Indonesia terhadap keberlanjutan. Kerja sama dengan PLN menjamin pasokan listrik terbarukan selama konstruksi proyek strategis nasional di Pomalaa.

Ketiga pilar ini membuktikan bahwa “Menambang Kebaikan” bagi PT Vale Indonesia bukan sekadar slogan, melainkan aksi nyata dalam melestarikan lingkungan dan menciptakan masa depan bersih melalui hydro power. Komitmen ini diharapkan menginspirasi industri pertambangan lainnya untuk mengadopsi energi terbarukan demi keberlanjutan planet Bumi.

Membangun Ulang Paradigma Pertambangan ala PT Vale Indonesia

Membangun Ulang Paradigma Pertambangan ala PT Vale Indonesia