PT Vale Indonesia: Komitmen Tangguh Restorasi Lahan Pasca Tambang

Perubahan lingkungan yang signifikan pascatambang merupakan tantangan besar. Pengelolaan lahan pascatambang krusial untuk meminimalkan dampak negatif aktivitas pertambangan dan mengembalikan keseimbangan ekosistem.

Sebagai perusahaan pertambangan mineral terkemuka, PT Vale Indonesia berkomitmen kuat pada keberlanjutan lahan pascatambang. Berikut komitmen PT Vale Indonesia untuk mengembalikan lahan bekas tambang menjadi lebih produktif. Simak uraian berikut!

1. Reklamasi dan rehabilitasi lahan

Reklamasi merupakan salah satu upaya PT Vale Indonesia untuk keberlanjutan lahan pascatambang. PT Vale Indonesia menerapkan reklamasi progresif, yaitu rehabilitasi bertahap seiring berakhirnya penambangan. Rehabilitasi bahkan dimulai sejak pembukaan lahan dengan membatasi luas tambang terbuka.

Rehabilitasi lahan pascatambang dilakukan dengan sistem backfilling, menggunakan lapisan tanah pucuk dan lapisan tanah lainnya dari pengupasan lahan. Proses ini meliputi beberapa tahapan: pembentukan muka lahan dengan standar lereng lahan rehabilitasi, pengembalian lapisan tanah pucuk dan lapisan tanah lainnya, pengendalian erosi, pembangunan drainase, pembangunan jalan untuk revegetasi, penghijauan, pemeliharaan tanaman, dan pemantauan keberhasilan.

Pada kuartal kedua 2023, dari 5.596 hektare lahan tambang, 3.635 hektare telah direhabilitasi. Hingga Agustus 2024, total lahan reklamasi mencapai 3.817 hektare dengan 4,8 juta pohon yang ditanam. PT Vale Indonesia menargetkan reklamasi lahan bekas tambang hingga 70 persen pada 2025.

2. Membangun persemaian modern

Untuk mendukung reklamasi, PT Vale Indonesia membangun persemaian modern seluas 2,5 hektare di Blok Sorowako. Persemaian ini mampu memproduksi hingga 700 ribu bibit per tahun, mencakup 65 jenis tanaman. Tanaman lokal prioritas meliputi pohon eboni (Diospyros celebica) dan pohon dengen (Dillenia sp.).

Pembibitan ini mendukung target tahunan PT Vale Indonesia untuk menanam 2.000 pohon eboni dan 4.000 pohon dengen di lahan bekas tambang. Hingga kuartal kedua 2023, PT Vale Indonesia telah menanam 19.034 pohon eboni (Diospyros celebica) dan 30.895 pohon dengen (Dillenia serrata). Lebih dari 3,7 juta pohon telah ditanam sejak program ini dimulai.

3. Konservasi keanekaragaman hayati

Pertambangan terbuka berdampak pada perubahan lingkungan dan ekosistem, termasuk keanekaragaman hayati. PT Vale Indonesia berkomitmen melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati. Studi bersama Universitas Hasanuddin sejak 2020 mengidentifikasi 43 spesies dilindungi berdasarkan daftar merah IUCN di Blok Sorowako.

Komitmen ini diwujudkan dengan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea, yang berfungsi sebagai sarana konservasi flora dan fauna, edukasi, rekreasi, dan olahraga. Taman ini diresmikan pada 30 Maret 2023 oleh Presiden Joko Widodo. PT Vale Indonesia juga memiliki 24.022 pohon konservasi eboni dan 40 persen spesies lokal dalam program rehabilitasi.

Melalui berbagai upaya ini, PT Vale Indonesia menunjukkan komitmen untuk menambang secara bertanggung jawab, melindungi alam dan keanekaragaman hayati. Ini sejalan dengan prinsip pertambangan berkelanjutan.

Lahan produktif menciptakan habitat bagi flora dan fauna. Ekosistem seimbang mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga kualitas udara. Mari #MenambangKebaikan dengan menjaga lingkungan. Kalau bukan #StartsWithMe, siapa lagi?

Categories: