Koreksi Wall Street: Mimpi Reli Saham Usai Perang Dagang AS-China Sirna?

EconoIdea Indonesia  NEW YORK. Bursa saham Wall Street dibuka lebih rendah pada Kamis (15/5), menandai berakhirnya euforia gencatan senjata perang tarif antara AS dan China. Penurunan ini diperparah oleh tekanan pada saham UnitedHealth, menyusul investigasi Departemen Kehakiman AS terkait dugaan penipuan.

Berdasarkan laporan Reuters, Dow Jones Industrial Average merosot 273,1 poin (0,65%) pada pembukaan, mencapai 41.777,98. S&P 500 turun 22,8 poin (0,39%) ke angka 5.869,82, sementara Nasdaq Composite anjlok 115,6 poin (0,60%) menjadi 19.031,243.

Saham UnitedHealth Group ambles 7,3% setelah Wall Street Journal memberitakan penyelidikan kriminal Departemen Kehakiman AS atas potensi penipuan Medicare.

Perusahaan asuransi tersebut menyatakan belum menerima pemberitahuan resmi terkait penyelidikan kriminal dari jaksa federal.

Sementara itu, Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, mengungkapkan perlunya bank sentral untuk mengevaluasi kembali aspek-aspek kunci terkait pekerjaan dan inflasi dalam strategi kebijakan moneter mereka.

Data ekonomi menunjukkan perlambatan pertumbuhan penjualan ritel AS pada April. Laporan Departemen Tenaga Kerja juga mencatat penurunan indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir sebesar 0,5% pada bulan yang sama, berbanding terbalik dengan proyeksi kenaikan 0,2%.

Secara tahunan, inflasi produsen mencapai 2,4%, sedikit di bawah perkiraan 2,5%.

“Perubahan ini belum cukup signifikan untuk mengubah kebijakan The Fed,” ujar Jan Nevruzi, ahli strategi suku bunga AS di TD Securities.

“Kebijakan pemerintah berubah sangat cepat, sehingga mereka (The Fed) cenderung menunggu perkembangan data ekonomi lebih lanjut.”

Pernyataan ini menyusul rilis data harga konsumen awal pekan ini yang menunjukkan pemulihan inflasi yang moderat bulan lalu.

Pergerakan saham pekan ini cukup bergejolak. Pada Senin dan Selasa, pasar mengalami peningkatan signifikan setelah AS dan China menyepakati penundaan sementara selama 90 hari dalam sengketa tarif.

Kenaikan ini sempat mendorong S&P ke zona positif untuk tahun ini, pertama kalinya sejak akhir Februari. Namun, indeks masih sekitar 4% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, reli tersebut terhenti pada sesi terakhir karena pasar menunggu katalis baru. S&P 500 mencatat sedikit keuntungan, sementara Dow Jones berakhir di zona merah.

Saham Nvidia turun 0,8% dan Tesla turun 1,8%.

Kenaikan signifikan juga terjadi pada saham Foot Locker, yang melonjak 83,2% setelah pesaingnya, Dick’s Sporting Goods, setuju untuk mengakuisisi perusahaan ritel alas kaki tersebut seharga US$ 2,4 miliar.

Sebaliknya, saham produsen minyak utama, Chevron dan Exxon Mobil, masing-masing turun sekitar 1% seiring penurunan harga minyak sekitar 3%, dipicu oleh antisipasi kesepakatan nuklir AS-Iran yang berpotensi melonggarkan sanksi.

Categories: