KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50% diprediksi akan memberikan dampak positif bagi pasar obligasi, mendorong peningkatan nilai instrumen tersebut.
Head of IPOT Fund & Bond, Dody Mardiansyah, menilai langkah BI ini sebagai cerminan kepercayaan terhadap stabilitas makroekonomi dan keberhasilan pengendalian inflasi sesuai target. Lebih lanjut, kebijakan ini diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aktivitas konsumsi dan investasi.
Penurunan suku bunga secara alami akan berdampak pada peningkatan harga obligasi yang telah diterbitkan dan diperdagangkan di pasar sekunder.
Jadi Mitra Distribusi SR022, Bank-Bank Ini Targetkan Jual Sukuk Ritel Triliunan
Dody menjelaskan bahwa penurunan suku bunga menciptakan peluang investasi menarik, terutama bagi investor yang sebelumnya berinvestasi di deposito. Obligasi yang telah beredar di pasar sekunder umumnya menawarkan kupon tetap yang lebih tinggi dibandingkan obligasi baru yang akan diterbitkan di tengah tren penurunan suku bunga.
“Kenaikan harga obligasi lama terjadi karena investor bersedia membayar lebih untuk mendapatkan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dari kupon tetap tersebut,” ungkap Dody dalam keterangan resminya, Kamis (22/5).
Sebagai contoh, Dody menunjuk obligasi pemerintah FR0096 di IPOT Bond yang jatuh tempo pada 2033 dengan kupon 7,00%. Dengan suku bunga saat ini di 5,75%, terdapat spread 1,25% atau 125bps.
Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah
“Jika suku bunga turun 25bps menjadi 5,50%, spread akan melebar menjadi 150bps, membuat FR0096 lebih menarik, meningkatkan permintaan (demand), dan pada akhirnya mendorong kenaikan harga obligasinya,” jelasnya.
Ia juga memandang penurunan suku bunga sebagai sinyal positif bagi pasar keuangan.
“Penurunan ini menandakan potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, dan obligasi, sebagai instrumen pendapatan tetap, akan berperan penting dalam portofolio investasi dalam kondisi ini,” pungkas Dody.