BI Revisi Target Kredit: Strategi Terbaru Bank-Bank Indonesia

EconoIdea Indonesia JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan yang berlanjut hingga April 2025 mendorong Bank Indonesia (BI) untuk merevisi target kreditnya. Namun, beberapa bank menyatakan belum berencana meninjau ulang target kredit yang telah ditetapkan.

Data BI menunjukkan pertumbuhan penyaluran kredit hanya mencapai 8,88% secara tahunan (YoY) pada April 2025, melambat dibandingkan pertumbuhan 9,16% YoY pada Maret 2025. Angka ini merupakan yang terendah sejak Januari 2025.

Kendati demikian, PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) tetap optimistis dengan proyeksi pertumbuhan kreditnya di kisaran 5%-7% sepanjang tahun 2025.

Presiden Direktur Utama CIMB Niaga, Lani Darmawan, menjelaskan bahwa proyeksi tersebut mempertimbangkan tekanan pada daya beli masyarakat sejak awal tahun.

Makin Melambat, BI Turunkan Target Pertumbuhan Kredit Perbankan di 2025

“Pertumbuhan kredit kami perkirakan akan moderat sekitar 5%-7% tahun ini mengingat daya beli yang masih tertekan,” ungkap Lani kepada Kontan, Kamis (22/5/2025).

Ke depan, CIMB Niaga akan fokus menyalurkan kredit ke segmen ritel, kredit kendaraan bermotor, unsecured loan, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Mengenai suku bunga dasar kredit (SBDK), CIMB Niaga akan menyesuaikannya dengan kondisi likuiditas bank. Pada kuartal I-2025, loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga tercatat sebesar 89,3%, sementara rasio non-performing loan (NPL) gross-nya mencapai 1,85%.

SBDK CIMB Niaga periode 30 April hingga 30 Mei 2025 untuk kredit korporasi adalah 8,25%, ritel 9%, UMKM 9%, KPR 8,7%, dan Non-KPR 12,11%.

PT Maybank Indonesia Tbk. juga memutuskan untuk tidak merevisi target kreditnya.

“Sampai saat ini kami belum mengubah target pertumbuhan kredit yang telah kami laporkan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam Rencana Bisnis Bank untuk tahun 2025,” jelas Presiden Direktur Maybank, Steffano Ridwan.

Terkait SBDK, Steffano menyatakan Maybank akan mengikuti dinamika pasar. Ia mengakui suku bunga simpanan Maybank saat ini masih tergolong tinggi.

Per 30 April 2025, SBDK Maybank untuk kredit korporasi sebesar 7,81%, ritel 9,66%, UMKM 9,66%, KPR 9,64%, dan Non-KPR 10,43%.

Kredit Investasi Bank Mandiri Tumbuh Sebesar 25,4% per Maret 2025

“Namun, kami berharap ke depan suku bunga funding/deposit dapat turun seiring dengan penurunan BI rate baru-baru ini, sehingga suku bunga kredit juga dapat ikut turun,” harap Steffano.

Hal serupa terjadi pada PT Bank Oke Indonesia, yang juga mempertahankan target kreditnya sebesar 11% untuk tahun 2025.

Wakil Direktur Utama OK Bank, Hendra Lie, menyatakan telah mengantisipasi revisi target BI. Ia berharap penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat.

“Penurunan 1% dari total dana Rp8.800 triliun, sekitar Rp80 triliun, akan kembali ke pasar. Ini harapan kita untuk menggairahkan daya beli,” tuturnya.

Menyikapi penurunan net interest income OK Bank, ke depan OK Bank akan menerapkan strategi yang lebih konservatif dalam penyaluran kredit, dengan fokus pada segmen komersil, korporasi, dan sindikasi.

“Memang return-nya tidak terlalu tinggi, tetapi risikonya akan jauh lebih rendah,” tegas Hendra.

SBDK OK Bank per 8 April 2025 untuk kredit korporasi sebesar 7,47%, ritel 7,82%, kredit menengah 8,28%, kecil 8,38%, mikro 9,26%, KPR 9,15%, dan non KPR 12,27%.

Categories: