PT Vale: 10 Inovasi Canggih Redam Dampak Negatif Pertambangan

Tak disadari, pertambangan menjadi tulang punggung kehidupan modern. Baterai ponsel Anda, kendaraan listrik yang semakin populer, peralatan rumah tangga dari baja tahan karat, bahkan bodi mobil, semuanya bergantung pada nikel—bahan tambang krusial. PT Vale Indonesia, beroperasi terintegrasi sejak 1968 di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, berperan utama dalam industri ini, menambang dan mengolah nikel matte. Lebih dari setengah abad berkarya, PT Vale Indonesia bukan hanya dikenal sebagai produsen nikel berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai pionir pertambangan berkelanjutan.

Penambangan nikel, sebagai kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, berpotensi mengganggu keseimbangan lingkungan jika tak dikelola dengan cermat. Namun, PT Vale Indonesia membuktikan bahwa pertambangan dapat dilakukan tanpa merusak. Melalui inovasi, komitmen jangka panjang, dan tanggung jawab ekologis, perusahaan ini berhasil mengubah persepsi negatif terhadap industri pertambangan. Ingin tahu bagaimana PT Vale Indonesia menyeimbangkan kebutuhan industri dan kelestarian lingkungan? Berikut beberapa inovasi mereka!

1. Membangun tiga PLTA, bukan sekadar efisiensi energi, tetapi juga pelestarian alam

Komitmen PT Vale Indonesia terhadap lingkungan sangatlah serius. Mereka menerapkan standar pengelolaan lingkungan ISO 14001:2015 dan mengikuti pedoman International Council on Mining and Metals (ICMM)—dua standar internasional yang ketat. Bukti nyata komitmen ini terlihat pada pembangunan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi utama. Ketiga PLTA ini menghasilkan total 365 Megawatt (MW), mencukupi kebutuhan energi PT Vale Indonesia tanpa bergantung pada bahan bakar fosil.

Ketiga PLTA tersebut adalah:

  1. PLTA Larona (operasional sejak 1979), berinvestasi sekitar 900 juta dolar AS (Rp15 triliun), dengan 1 bendungan, kanal beton 6,9 km, 3 pipa besar, dan 3 turbin (165 MW).
  2. PLTA Balambano (operasional sejak 1999), memiliki 1 bendungan, 2 pipa besar, dan 2 turbin (110 MW).
  3. PLTA Karebbe (operasional sejak Oktober 2011), berinvestasi sekitar 410 juta dolar AS (Rp6,8 triliun), dengan 1 bendungan, 2 pipa besar, dan 2 turbin (110 MW).

Ketiga PLTA ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti High Sulphur Fuel Oil (HSFO) dan High Speed Diesel (HSD), menekan emisi karbon hingga 500 ribu ton metrik CO2 per tahun. Sebagian energi juga disalurkan ke masyarakat Luwu Timur melalui PLN (10,7 MW), mendukung penggunaan energi terbarukan dan target net-zero emission (NZE) Indonesia.

Merekonstruksi Paradigma Tambang ala PT Vale Indonesia

Merekonstruksi Paradigma Tambang ala PT Vale Indonesia

2. Mengganti solar dengan biodiesel, bukti nyata pertambangan yang ramah lingkungan

Pemerintah Indonesia mendorong penggunaan energi bersih melalui Permen ESDM No. 4 Tahun 2025, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. PT Vale Indonesia merespons kebijakan ini dengan mengadopsi biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. Biodiesel, menurut onesolution.pertamina.com, merupakan bahan bakar terbarukan dari minyak kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, dan sumber nabati lain, lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil. Kendaraan berat PT Vale Indonesia pun dapat beroperasi dengan biodiesel tanpa modifikasi signifikan, mengurangi emisi gas buang dan menjaga kesehatan lingkungan.

3. Reklamasi dan revegetasi untuk mengembalikan kehijauan alam

Aktivitas pertambangan, seperti pengupasan lahan dan penggalian, mengubah lingkungan, menyebabkan hilangnya vegetasi dan risiko erosi. PT Vale Indonesia mengatasi hal ini dengan meminimalkan lahan terbuka. Proses reklamasi meliputi penimbunan kembali lahan (overburden), penataan kontur tanah, penutupan dengan top soil, dan penanaman 1,2 juta pohon—62 persennya adalah tanaman lokal. Hingga kini, 4.250 lahan telah direklamasi dan direvegetasi, membuktikan bahwa lahan bekas tambang dapat dipulihkan dan bahkan menjadi lebih hijau.

4. Membangun fasilitas persemaian untuk mendukung penghijauan

PT Vale Indonesia membangun fasilitas persemaian seluas 2,5 ha untuk menghasilkan hingga 700 ribu bibit per tahun, terdiri dari sekitar 30 jenis tanaman lokal dan endemik. Bibit-bibit ini dirawat hingga siap tanam, memastikan keberhasilan proses penghijauan dan pemulihan ekosistem. Upaya ini selaras dengan peraturan pemerintah terkait pertambangan yang baik dan pelestarian lingkungan.

5. Menjaga kejernihan air lewat inovasi teknologi

PT Vale Indonesia membangun sistem pengelolaan air limpasan untuk mencegah pencemaran dari total suspended solids (TSS) dan kromium heksavalen (Cr6+). Fasilitas utama meliputi Pakalangkai Waste Water Treatment (85 kolam pengendapan) dan Lamella Gravity Settler (LGS)—teknologi pertama di Indonesia yang digunakan PT Vale Indonesia, dengan 17 kolam pengendapan (16 juta meter kubik). Pengujian kualitas air dilakukan setiap empat jam, memastikan kejernihan air di Danau Matano, Mahalona, dan Towuti tetap terjaga.

6. Mengolah asap tanur menjadi udara bersih

PT Vale Indonesia menggunakan Bag House System dan Electrostatic Precipitator System untuk menyaring partikel debu dari proses peleburan nikel, memastikan emisi tetap sesuai standar baku mutu. Kedua sistem ini dipasang di tanur peleburan dan tanur pereduksi/pengeringan, menjaga kualitas udara di sekitar wilayah operasional.

7. Mengganti boiler konvensional dengan sistem elektrik untuk menghemat bahan bakar fosil

Sejak Mei 2019, PT Vale Indonesia mengganti boiler konvensional (menggunakan HSFO) dengan boiler elektrik, menghasilkan penghematan bahan bakar hingga 67.047 barel per tahun dan emisi nol. Investasi sebesar 3,9 juta dolar AS (Rp65 miliar) mendukung keberlanjutan industri dan lingkungan.

8. Menguji coba HVO, bahan bakar nabati ramah lingkungan

Berkolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga, PT Vale Indonesia menguji coba Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), bahan bakar nabati yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen. Uji coba pada truk tambang 100 ton membuktikan efisiensi dan komitmen PT Vale Indonesia terhadap inovasi hijau.

9. Membangun taman kehati untuk keanekaragaman hayati

Taman Kehati Sawerigading Wallacea merupakan ruang konservasi flora dan fauna lokal di Sorowako. Taman ini berfungsi sebagai arboretum dan habitat bagi rusa dan kupu-kupu, serta terbuka untuk wisata edukasi, menunjukkan komitmen PT Vale Indonesia terhadap pelestarian alam dan edukasi lingkungan.

10. Meluncurkan bus listrik buatan dalam negeri

PT Vale Indonesia meluncurkan bus listrik pertama di Sulawesi Selatan, ramah lingkungan dan aman bagi karyawan. Bus ini berkapasitas 48 penumpang, tenaga 240 kW (320 HP), jarak tempuh 250 km, dan menggunakan listrik dari PLTA, menunjukkan komitmen terhadap efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon.

Berbagai inisiatif PT Vale Indonesia membuktikan bahwa pertambangan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Dari energi bersih hingga inovasi teknologi ramah lingkungan, PT Vale Indonesia #MenambangKebaikan untuk lingkungan dan masyarakat. Komitmen ini merupakan tanggung jawab bersama demi masa depan bumi, menginspirasi upaya pelestarian lingkungan dari langkah kecil, dimulai dari diri sendiri (#StartsWithMe).

PT Vale: Tempat di Mana Tambang Jadi Rumah Kedua

PT Vale: Tempat di Mana Tambang Jadi Rumah Kedua