EconoIdea Indonesia JAKARTA. Kekayaan investor kenamaan, Lo Kheng Hong, kembali bertambah. Beliau akan menerima dividen mendekati Rp 50 miliar dari kepemilikan saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, bagi investor ritel, pertanyaannya tetap sama: apakah saat ini tepat untuk membeli atau menjual saham-saham yang juga dimiliki Lo Kheng Hong?
Saham blue chip merupakan saham unggulan dari perusahaan-perusahaan besar dan mapan di bursa efek. Karakteristiknya adalah fundamental perusahaan yang kuat serta kapitalisasi pasar yang besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.
Di BEI, saham-saham blue chip umumnya tergabung dalam indeks utama, seperti LQ45. Salah satu emiten LQ45 yang baru saja mengumumkan pembagian dividen adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN.
Harga Mobil Listrik Polytron Murah, Bisakah Mengalahkan BYD yang Terlaris 2025
RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) PGAS telah menyetujui pembagian dividen sebesar US$ 271,54 juta, atau 80% dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai US$ 339,42 juta.
Menggunakan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) per 28 Mei 2025 sebesar Rp 16.300 per dolar AS, total dividen yang akan dibagikan PGAS mencapai Rp 4,42 triliun, setara dengan Rp 182,58 per saham.
Berdasarkan laporan pemegang saham PGAS per 30 April 2025, Lo Kheng Hong memiliki sekitar 268,88 juta saham. Kepemilikan ini mewakili 1,11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh PGAS.
Lo Kheng Hong termasuk dalam sepuluh besar pemegang saham PGAS terbesar, bahkan melampaui Blackrock yang hanya memiliki 195,86 juta saham.
PGAS Chart by TradingView
Dengan jumlah saham tersebut, potensi dividen yang akan diterima Lo Kheng Hong dari PGAS diperkirakan mencapai Rp 49,09 miliar.
Tonton: Selama 2 Bulan, 17 Juta Pekerja Akan Terima Bantuan Subsidi Upah Rp 150.000 Per Bulan
Rekomendasi Saham PGAS
Pada perdagangan Senin, 2 Juni 2025, harga saham PGAS ditutup di level 1.820, sedikit turun 10 poin dari harga pembukaan.
Oktavianus Audi, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai pergerakan saham PGAS tertahan oleh resistensi di level 1.830-1.850, dengan indikator MACD menunjukkan tren pelemahan dan volume transaksi yang menurun.
Oleh karena itu, Audi merekomendasikan sell untuk saham PGAS. “Support berada di level Rp 1.700 dan resistance di level Rp 1.790,” jelas Audi pada Senin, 2 Juni 2025.