Prabowo Tetap Kembangkan IKN, BI Turunkan Suku Bunga ke 5,5 Persen

Prabowo Lanjut Bangun IKN 2026

Komitmen pembangunan IKN tersebut tercantum jelas dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026, yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada DPR.

Dokumen tersebut menunjukan alokasi anggaran sebesar Rp 5,05 triliun untuk Otorita IKN (OIKN). Rinciannya meliputi Rp 553 miliar untuk Dukungan Manajemen dan Rp 4,49 triliun untuk Pengembangan Kawasan Strategis.

Selain alokasi dari OIKN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp 70 triliun untuk infrastruktur IKN.

Meskipun rincian program spesifik dalam anggaran Kementerian PUPR untuk IKN belum dipublikasikan, sebagian besar proyek infrastruktur dan permukiman di IKN, terutama konektivitas jalan, penyediaan air bersih, dan pembangunan hunian ASN, selama ini ditangani oleh Kementerian PU.

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,5 Persen

Bank Indonesia resmi menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen. Penurunan juga diterapkan pada suku bunga deposit facility menjadi 4,75 persen dan lending facility menjadi 6,25 persen, masing-masing turun 0,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 0,25 persen menjadi 5,5 persen,” demikian pernyataan Gubernur Bank Indonesia.

Keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter BI untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Tujuan penurunan suku bunga ini, menurut Gubernur BI, adalah untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi.

Penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penurunan biaya pinjaman. Hal ini akan merangsang peningkatan kredit konsumsi, seperti KPR dan kredit kendaraan, serta mendorong investasi bisnis dengan mengurangi biaya modal.