Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penggandaan tarif impor baja dan aluminium, dari 25% menjadi 50%, efektif Rabu, 4 Juni 2025. Meskipun Inggris telah mencapai kesepakatan awal dengan AS untuk menghapus tarif ini, implementasinya terhambat. Pemerintah Inggris kini berupaya mempercepat negosiasi untuk melindungi industri bajanya.
Sekretaris Perdagangan Inggris, Jonathan Reynolds, dijadwalkan bertemu dengan rekannya dari AS, Jamieson Greer, di Paris pekan depan, bertepatan dengan pertemuan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Pertemuan tersebut difokuskan pada percepatan pembebasan Inggris dari tarif baru yang diterapkan Trump.
“Inggris adalah negara pertama yang berhasil mengamankan perjanjian dagang dengan AS awal bulan ini dan tetap berkomitmen untuk melindungi bisnis dan lapangan kerja di sektor-sektor vital, termasuk industri baja,” ujar seorang juru bicara pemerintah Inggris, seperti dikutip The Guardian, Minggu (1/6/2025).
Juru bicara tersebut menambahkan, pemerintah terus bernegosiasi untuk memberikan kepastian bagi industri baja Inggris.
1. Produsen Inggris Terdampak Ketidakjelasan Implementasi
Kesepakatan yang tercapai awal Mei mencakup penghapusan tarif baja dan aluminium, serta pengurangan tarif mobil. Seharusnya, hingga 100.000 mobil Inggris per tahun akan dikenakan tarif 10%, turun dari 25%. Namun, karena belum diterapkan secara resmi, industri baja belum dapat merasakan manfaatnya.
Produsen baja Inggris menghadapi ketidakpastian yang serius. Beberapa pesanan dikhawatirkan akan tertunda bahkan dibatalkan. Kekhawatiran semakin meningkat karena sejumlah pengiriman sudah dalam perjalanan laut dan berpotensi terkena tarif baru.
“Penggandaan tarif ini semakin mempersulit industri baja Inggris,” kata Direktur Jenderal UK Steel, Gareth Stace, kepada BBC, Minggu (1/6/2025).
Ia menyebut situasi ini sebagai pukulan keras dan mengungkapkan kekhawatiran perusahaan atas potensi pembatalan pesanan yang sedang dalam proses pengiriman.
Trump Naikkan Tarif Baja-Aluminium Impor Jadi 50 Persen
Trump Naikkan Tarif Baja-Aluminium Impor Jadi 50 Persen
2. Inggris Memperkuat Tekanan Diplomatik di Tengah Ketegangan Global
Menyusul pengumuman Trump, pemerintah Inggris meningkatkan upaya diplomasi. Langkah ini diambil karena tarif baru diperkirakan akan menambah tekanan pada perdagangan baja global. Inggris berupaya memastikan implementasi kesepakatan dalam hitungan minggu, bukan bulan.
Pejabat Inggris tengah berupaya mendapatkan kejelasan mengenai dampak langsung tarif baru terhadap pasar ekspor mereka. Tekanan ini tidak hanya mengenai angka, tetapi juga reputasi dan stabilitas ekonomi. Pembatalan pesanan atau penundaan kontrak berpotensi berdampak besar pada tenaga kerja dan investasi di sektor baja.
Ekspor baja dan aluminium Inggris ke AS mencapai sekitar 700 juta poundsterling (sekitar Rp15,3 triliun) per tahun. Meskipun volumenya tidak besar, produk-produk tersebut banyak digunakan dalam aplikasi strategis, seperti kapal selam nuklir. Oleh karena itu, pasar AS sangat penting dan sulit untuk digantikan.
3. UE Ancam Retribusi, Celah Hukum di Pengadilan AS
Keputusan Trump menuai kecaman dari Uni Eropa (UE). Komisi Eropa menyebut kebijakan tersebut mengecewakan dan tidak konstruktif, serta memperingatkan akan mengambil tindakan balasan jika solusi damai tidak tercapai segera.
Tindakan balasan UE dapat dimulai pada 14 Juli atau lebih cepat, termasuk perluasan kebijakan balasan yang sudah ada. Eropa ingin menunjukkan bahwa kebijakan perdagangan sepihak akan mendapatkan respons yang proporsional.
Di AS, keputusan Trump juga digugat. Sebuah pengadilan federal pekan lalu memblokir sejumlah tarif Trump karena dinilai melampaui kewenangannya. Namun, pengadilan banding membatalkan blokir tersebut, sehingga tarif tetap berlaku sementara argumen hukum ditinjau kembali.
Trump Tunda Tarif 50 Persen untuk Uni Eropa hingga 9 Juli 2025
Trump Tunda Tarif 50 Persen untuk Uni Eropa hingga 9 Juli 2025